Oto-BikesBandung-Motor kelas 250cc tidak selamanya dikuasai oleh motor sport, pada era 2000an ada Suzuki Thunder 250 yang menjadi salah satu raja di kelas 250cc. Motor yang diproduksi dari tahun 1999 hingga 2004 ini menjadi motor yang banyak dicari oleh orang.
Motor ini digadang-gadang dikeluarkan untuk menyaingi popularitas dari Honda Tiger 2000 dan juga Yamaha Scorpio. Ada banyak keunikan dari motor ini diantaranya adalah pada kepala silinder yang terdapat tuas dekompresi. Ciri unik yang lain adalah di seperempat header knalpot ganda, meski ujungnya hanya satu silinder.
Memiliki body yang gagah menjadikan motor yang satu ini banyak diburu oleh para kolektor motor tua. Jika ditambahkan dengan modifikasi klasik menjadikan motor ini semakin gahar. Penasaran dengan kiprahnya, berikut ini adalah ulasan yang menarik terkait dengan Suzuki Thunder 250.
Dikutip dari oto.detik.com ada salah satu kisah menarik yang dimuat, yaitu tentang pemilik sekaligus mekanik dari Kharisma Motor yang biasanya menangani motor Thunder 250. Sudah hampir 20 tahun ia menangani motor besutan Suzuki ini.
“Kalau ketemu Suzuki Thunder 250 sudah hampir 20 tahun, saya ngerasain motor ini emang nyaman buat jalan jauh,” Ujar Welly dikutip dari oto.detik.com
Hatinya mulai terpincut karena pada masa itu karena untuk kelas motor sport touring Suzuki menghadirkan cc yang paling besar dengan dibalut oleh sistem SOHC dengan 4 klep yang tertanam di mesinnya. Serta dibekali dengan mesin satu silinder dengan dua header knalpot.
Pelopor Motor 250 cc
“Motor ini bisa dibilang pelopor 250 cc di Indonesia, waktu itu pesaingnya kan Yamaha Scorpio 225 cc, Honda Tiger 200 cc, dan Kawasaki Eliminator kalau tidak salah, secara tampilan motor ini terlihat cukup kekar dan moge look-kan,”
Usai 5 tahun di perkenalkan akhirnya pabrikan Suzuki bawa motor ini dalam status CKD, dengan cara performa amat lah mendekati cuma saja bila kamu cermati lebih perinci terdapat yang berlainan ialah Suzuki Thunder 250 telah tidak terdapat baut ditengah blok silinder.
Konsep motor gerak badan tur ataupun lebih diketahui cruiser memiliki performa yang gagah terlebih dengan pengaplikasian kaki– kaki berdimensi besar. Bila kita bandingkan dengan Suzuki Thunder 125 sekilas mendekati, tetapi tetap keduanya memiliki banyak perbandingan ialah bentuk tubuh Suzuki Thunder 125 dengan Thunder 250 terdapat pada tangki bagian dasar serta spakbor depan yang lebih simpel pada Thunder 250.
Tidak hanya itu speedometer Suzuki Thunder 250 tidak dilengkapi penanda gasolin. Serta lampu depan mengenakan cermin, bukan mika semacam Thunder 125. Yang istimewa, knalpot motor ini berdimensi besar dengan header berjumlah 2 buah versi motor 2 silinder.
Suzuki Thunder 250 memang sudah diberhentikan produksinya sejak tahun 2005. Sudah ada sejak tahun 1999, motor ini tidak banyak memiliki perubahan disetiap generasinya sejak awal diproduksi.
“Sekilas secara tampilan tidak ada perbedaan dengan keluaran tahun 1999, tapi kalau diperhatikan lebih lanjut pasti ada baut di atas blok mesin buat keluaran 2000 ke atas, kalau tidak jeli pasti sulit buat ketahuan,” Ujar Welly
Populasinya yang terbatas dan juga dusdah discontinue membuat motor yang satu ini jadi buruan para kolektor. Welly mengungkapkan tidak meledaknya Thunder 250 hal itu karena iklim pasca krisis moneter dan anggapan motor dengan harga mahal.
“Sayangnya Thunder 250 kurang banyak waktu itu, kan pasca krismon, anggapan boros karena cc besar, harganya juga lumayan sih waktu itu,” ungkapnya.
“Banyak orang pengen tarikannya mantap, mending dia beli motor sport sekalian, banyak juga yang beli terus jual karena itu, padahal kalau thunder kan untuk touring, sehingga nyaman, powerfull, dan durabillitynya pas buat jarak jauh,”