Perusahaan Sepeda Motor KTM Berencana Hentikan Produksi di Awal 2025

Situasi bisnis PT Pierer Mobility, perusahaan induk dari produsen sepeda motor KTM asal Austria, tengah mengalami tekanan yang cukup besar. Pada 12 November 2024, perusahaan mengumumkan restrukturisasi besar-besaran dalam upaya untuk mengatasi tantangan ekonomi yang semakin membebani. Informasi ini diungkapkan dalam sebuah pengumuman singkat yang dipublikasikan di situs web hubungan investor mereka. Salah satu langkah utama yang akan diambil adalah pengurangan produksi dan pemotongan biaya secara signifikan.

Dalam pengumuman tersebut, Pierer Mobility menyebutkan bahwa perusahaan akan berfokus pada pengurangan persediaan di pabrik dan dealer, dengan tujuan mencapai tingkat yang lebih berkelanjutan secara ekonomi. Hal ini akan dilakukan melalui penurunan volume produksi yang drastis. Selain itu, perusahaan juga berencana untuk melakukan pemotongan biaya secara besar-besaran demi menjaga kestabilan keuangan.

“Melihat latar belakang lingkungan ekonomi yang menantang, kami memulai restrukturisasi operasional yang lebih luas untuk mengurangi persediaan dan menurunkan biaya produksi, dengan harapan dapat menyeimbangkan keadaan keuangan perusahaan,” tulis Pierer Mobility dalam pengumumannya.

Pengumuman ini juga mencatat bahwa perusahaan tengah melakukan diskusi intens dengan pemegang saham utamanya, yakni Bajaj AG, yang berpotensi membawa perubahan dalam struktur kepemilikan perusahaan. Meski demikian, detail lebih lanjut mengenai kemungkinan akuisisi atau perubahan pemegang saham mayoritas belum diungkapkan secara rinci.

Baca Juga: Porsche 911 Dakar Terakhir Resmi Keluar dari Pabrik, Begini Tampilannya

Beberapa hari setelah pengumuman tersebut, CEO KTM, Stefan Pierer, memberikan wawancara eksklusif kepada surat kabar ekonomi Oberösterreichische Nachrichten. Dalam wawancara tersebut, Pierer mengungkapkan langkah konkret yang akan diambil dalam rangka restrukturisasi tersebut. Salah satunya adalah penghentian sementara produksi di pabrik Mattighofen pada bulan Januari dan Februari 2025.

Keputusan ini diperkirakan akan berdampak langsung pada sekitar 1.000 pekerja di pabrik tersebut. Selain itu, sekitar 300 karyawan diperkirakan akan diberhentikan secara permanen. Produksi akan beralih dari dua shift menjadi satu shift, yang berarti pengurangan jam kerja secara signifikan untuk para pekerja yang masih tetap bertahan.

Untuk mengurangi dampak sosial bagi karyawan yang tersisa, KTM berencana untuk mengurangi jam kerja menjadi 30 jam per minggu. Langkah ini, meskipun mengurangi gaji, diharapkan dapat membantu perusahaan bertahan melalui masa-masa sulit ini, sementara para pekerja tetap mendapatkan pendapatan, meski dengan penurunan jam kerja.

Pierer menegaskan bahwa langkah-langkah ini merupakan bagian dari rencana restrukturisasi yang lebih luas yang bertujuan untuk membawa perusahaan kembali ke jalur yang benar setelah mengalami kesulitan finansial. Dengan menurunkan biaya operasional dan menyesuaikan volume produksi dengan permintaan pasar, KTM berharap dapat mengembalikan keuntungan dan mengurangi ketergantungan pada biaya produksi yang tinggi.

Namun, dengan pemutusan hubungan kerja dan pengurangan produksi ini, masa depan jangka pendek KTM di Austria nampak penuh tantangan. Diharapkan, langkah-langkah ini dapat memberi waktu bagi perusahaan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang terus berubah, sekaligus mempersiapkan fondasi yang lebih kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

Meskipun langkah-langkah restrukturisasi yang diambil KTM dapat menjadi solusi sementara untuk menjaga kestabilan finansial perusahaan, dampaknya terhadap pekerja dan operasi produksi cukup signifikan. Dengan pengurangan produksi dan pemutusan hubungan kerja yang mungkin terjadi pada awal 2025, tantangan besar menanti KTM untuk segera bangkit dari krisis ini. Perusahaan berharap bahwa melalui pengurangan biaya dan penyesuaian produksi, mereka dapat mengembalikan profitabilitas dan posisi kompetitif mereka di pasar global.

Leave a Comment